Seorang anak yang masih kecil yang mungkin masih berumur 4 atau 5 tahun,
sedang belajar menggambar sesuatu atau belajar untuk membentuk sketsa
suatu benda di atas sebuah kertas dengan pensil yang ada di tangannya.
Dengan pengetahuannya yang masih sangat terbatas dan dengan kepolosannya,
suatu saat dengan apa yang ada padanya sekarang, yaitu sebuah pensil dan selembar kertas,
dia mencoba untuk menggambar Papa nya, kemudian berusaha untuk menggambar Mama nya,
dan juga berusaha untuk menggambar dirinya sendiri.
Dapatkah saudara bayangkan apa hasil gambar yang dibuat oleh seorang anak kecil yang
masih berumur 4 atau 5 tahun ?
Saya yakin kita semua pasti tahu bahwa hasilnya hanyalah coret-coretan yang tidak beraturan.
Mungkin pada kertas itu gambar kepalanya terlalu besar, mungkin matanya kurang satu,
mungkin kakinya terlalu kecil, dan yang pasti masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang lain.
Tapi sejelek apapun gambar yang ada pada selembar kertas itu, saya yakin papa dan mamanya
pastilah sangat menghargai apa yang dibuat oleh anaknya, dan mereka pasti sangat senang
melihat gambar tersebut, mereka akan memuji hasil karya anaknya dan bahkan akan menghadiahkan sesuatu kepada anaknya tersebut.
Pernahkah Anda sadari bahwa kita semua adalah gambaran dari seorang anak kecil tadi ?
Apa yang dilakukan oleh seorang anak kecil tadi adalah sama dengan apa yang kita lakukan saat
kita menyembah Tuhan dengan segala keterbatasan pengetahuan kita, dengan segala keterbatasan pengenalan yang sangat jauh dari sempurna terhadap Tuhan,
Kita mencoba untuk menggambarkan/mendeskripsikan segala kasih, kebaikan, anugerah, dan
berkat-berkat-Nya atas hidup kita.
Kita mencoba untuk melukis kebesaran, kedahsyatan, keagungan, kemuliaan, kemaha tahuan-Nya,
dan yang lainnya melalui pujian dan penyembahan yang kita lakukan.
Seperti seorang Papa yang menghargai hasil karya anaknya, seperti itulah Tuhan tetap menghargai
dan tetap bersukacita mendengar penyembahan kita asalkan penyembahan itu sungguh-sungguh
keluar dari hati yang tulus mengasihi Tuhan dan haus akan Tuhan.
Penyembahan adalah sesuatu yang sangat pribadi.
Yohanes 4:23 mengatakan '........... sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian'
Tuhan mencari pribadinya/penyembahnya, bukan mencari penyembahannya.
Menjadi penyembah yang benar bukan berarti kita mempelajari suatu metode,
cara, atau teknik untuk menjadi seorang penyembah yang benar.
Yang Tuhan mau adalah hati kita.
Bukan karena seseorang itu lebih hebat dalam memuji sehingga dia dikatakan lebih layak.
Penyembahan haruslah dilakukan dengan sikap hati yang benar.
Mazmur 51:19 mengatakan : 'Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah'
Milikilah hati yang hancur di hadapan Tuhan saat kita menyembah Tuhan, datanglah ke
hadapan-Nya dengan hati yang haus dan lapar akan Tuhan, dan sungguh-sungguh
berharap untuk bertemu dengan Tuhan.
Datanglah dengan hati yang sederhana, dan sembahlah Dia lewat nyanyian yang mengalir dari hati kita.
Yang Tuhan inginkan bukanlah seorang penyembah yang memiliki teknik tinggi
tetapi seorang penyembah yang memiliki hati yang benar di hadapan-Nya.
'GOD IS NOT LOOKING FOR A GOOD WORSHIPER, BUT THE TRUE WORSHIPER'
TUHAN MEMBERKATI ANDA SEKALIAN
Sabtu, 01 Agustus 2009
-o0o- Menjadi Seorang PENYEMBAH -o0o-
Posted by Bennyphilly at 02.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar